TUGAS
FONOLOGI
“Diftong bahasa minang daerah Solok”
OLEH
NAMA : HERLIN TRIANA
BP : 0910721002
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapan kehadirat allah SWT yang telah memberikan
hidayahnya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah pengantar Fonologi
yang berisikan tentang diftong bahasa Minang di daerah Kota Solok.
Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen yang telah memberikan bimbingan dan dorongan sehingga dapat
menyusun makalah ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan serta memiliki
kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritikan dan saran agar
dapat menyempurnakan makalah ini.
Demikianlah yang dapat penulis
sampaikan semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi pembaca.
Padang,
12 April 2010
Penulis,
Herlin
Triana
PENDAHULUAN
Fonologi merupakan ilmu yang mempelajari , menganalisis dan membicarakan
runtutan bunyi – bunyi bahasa. Kemudian mempelajari medium bunyi bahasa dengan
segala aspek dan bentuknya.Jadi, ketika membahas kajian – kajian fonologi,kita
akan temukan apa yang dimaksud dengan Diftong dan bagaimana penggunaan diftong
dari berbagai bahasa.Untuk pengetahuan latihan,kita akan membahas diftong pada
bahasa minang kabau di daerah tempat tinggal masing-masing,khususnya di kota
Solok.Sebelum itu kita harus tahu sedikit banyaknya mengenai bahasa amainsng.
Minang merupakan warisan dari leluhur yang harus dipergunakan dalam
komunikasi sehari – hari khususnya orang minang , Sumatera Barat . Dalam bahasa
Minang, memiliki tekanan pada kata yang bersifat morfemis .
DIFTONG
Diftong, adalah vokal ganda. Misalkan dalam bahasa Indonesia ada diftong berikut: /ay/
("santai"), /aw/ ("kerbau") dan /oy/
("koboi").
Diftong adalah vokal
yang berubah kualiasnya. Dalam sistem tulisan diftong biasa dilambangkan oleh
dua huruf vokal. Kedua huruf vokal itu tidak dapat dipisahkan. Bunyi /aw/ pada
kata "harimau" adalah diftong, sehingga
<au> pada suku kata "-mau" tidak dapat dipisahkan menjadi
"ma·u" seperti pada kata "mau". Demikian pula halnya dengan deretan
huruf vokal <ai> pada kata "sungai". Deretan huruf vokal itu melambangkan
bunyi diftong /ay/ yang merupakan inti suku kata "-ngai".
Diftong berbeda dari deretan
vokal. Tiap-tiap vokal pada deretan vokal mendapat hembusan napas yang sama
atau hampir sama; kedua vokal itu termasuk dalam dua suku kata yang berbeda.
Bunyi /aw/ dan /ay/ pada kata "daun" dan "main", misalnya, bukanlah diftong, karena
baik [a] maupun [u] atau [i] masing-masing mendapat aksen yang (hampir) sama
dan membentuk suku kata tersendiri sehingga kata "daun" dan
"main" masing-masing terdiri atas dua suku kata.
CONTOH – CONTOH
DIFTONG
Diftong adalah
dua vokal yang berurutan yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu. Berikut ini
adalah beberapa contoh diftong dalam bahasa kota Solok:
a. Diftong /au/
/maimbau/ [maimbaw] ‘memanggil’
/harimau/ [harimaw] ‘harimau’
a. Diftong /au/
/maimbau/ [maimbaw] ‘memanggil’
/harimau/ [harimaw] ‘harimau’
/Lapau/ [Lapaw] “Warung”
/Langau/ [Langaw]
“LaLat”
/Limau/ [Limaw]
“Jeruk”
/Kabau/ [Kabaw]
“Kerbau”
b. Diftong /ai/
/balai/ [balay] ‘pasar’
/kajai/ [kajay] ‘karet’
/awai/ [away] ‘pegang’
/marapulai/ [marapulay] ‘pengantin laki-laki’
/patai/ [patay] ‘petai’
c. Diftong /uo/
/suok/ [suw??] ‘kanan’
/tuo/ [tuwo] ‘tua’
b. Diftong /ai/
/balai/ [balay] ‘pasar’
/kajai/ [kajay] ‘karet’
/awai/ [away] ‘pegang’
/marapulai/ [marapulay] ‘pengantin laki-laki’
/patai/ [patay] ‘petai’
c. Diftong /uo/
/suok/ [suw??] ‘kanan’
/tuo/ [tuwo] ‘tua’
/buto/ [but?]
“buta”
/Suo/ [suwo]
“Ketemu”
d.Diftong /ua/
/Kalua/ [Kaluwa]
“Keluar”
/Jua/ [juwa]
“Jual”
/Talua/ [Taluwa]
“Telur”
/pungguang/
[pu?guwa?] ‘punggung’
/Cangkua/
[Ca?kuwa] “Cangkul”
e.Diftong /ui/
/lutuik/ [lutuwik] ‘lutut’
/saratuih/ [saratuwih] ‘serarus’
/lutuik/ [lutuwik] ‘lutut’
/saratuih/ [saratuwih] ‘serarus’
Dari contoh di atas dapat dilihat perubahan fonologis dari diftong antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Indonesia
Dalam Bahasa Minangkabau fonem /a/ direalisasi sebagai sebuah vokal tengah, rendah. Seperti halnya vokal yang lain, fonem /a/ hanya dapat muncul pada posisi tengah dan akhir. Pada posisi awal, fonem itu selalu didahului oleh hentakan anak tekak, meskipun dalam ejaan tidak ditulis. Seperti dalam contoh kata “suok” yang dapat ditranskripsikan secara fonologis seperti: “ suw ??” .
Ternyata perubahan bunyi tidak langsung berakhir melainkan mengalami proses perubahan dimana antar bunyi s dan k terjadi asimilasi menjadi uo sehingga terbentuk kata “Suok”.
Jika kita lihat contoh dari kata bilangan,”
Kata bilangan “sepuluh” dalam bahasa Minangkabau merupakan salah satu contoh berlakunya luncuran vokalis karena kelima bunyi vokal yang terdapat dalam bahasa Minangkabau terkadang memperlihatkan suatu luncuran, apabila terletak di muka konsonan tertentu.
Dalam contoh kosa kata “sapuluah” ini, bunyi luncuran vokalis /e:/ terjadi setelah fonem vokalis /l u/ dimuka fonem konsonantis /h/ sehingga kata tersebut dapat ditranskripsikan menjadi /sapulue:h/. Berbeda dengan bahasa Minangkabau, bahasa Indonesia tidak mengekalkan penggunaan bunyi luncuran vokalis karena dalam Bahasa Indonesia hanya mengenal penggunaan diftong kontras
PENUTUP
Kesimpulan
Diftong berbeda dari deretan
vokal. Tiap-tiap vokal pada deretan vokal mendapat hembusan napas yang sama
atau hampir sama; kedua vokal itu termasuk dalam dua suku kata yang berbeda. Bunyi
/aw/ dan /ay/ pada kata "daun" dan "main", misalnya, bukanlah diftong, karena
baik [a] maupun [u] atau [i] masing-masing mendapat aksen yang (hampir) sama
dan membentuk suku kata tersendiri sehingga kata "daun" dan
"main" masing-masing terdiri atas dua suku kata.
Kritik dan saran
Demikianlah makalah ini saya buat agar dapat dipergunakan seperlunya dan
dapat dipahami, jika ada kekurangan atau penggunaan yang tidak tepat, saya
sebagai penyusun makalah mohon maaf.
Daftar Pustaka
- Keraf, Gorys. 1984. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
- Badudu, J.S. 1986. Inilah bahasa indonesia yang benar II. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
- Rahman, Abdul .1996. Kiat Belajar Logat Minangkabau, Bukittinggi: CV Pustaka Indonesia.
Salam kenal Uni..
BalasHapusMaaf ya, saya pencinta budaya Minang, dan khusus masalah diftong menjadi keunikan bahasa awak ini ya, Uni.
Izinkan saya komentar di sini, semoga bisa menjadi pertimbanga:
- Menurut saya diftong uo tidak ada. Adapun kata suok, tuo, duo, dan suo semua bukan diftong dan tersusun atas dua suku kata
- Kata kalua (3 suku kata) dan jua (2 suku kata),keduanya bukan diftong
- Saya mau memberitahukan dua diftong lagi yaitu diftong ia (mancukia, karambia, maambiak) dan satu lagi diftong ao ( ulao malotao dalam bandao - yang ini khas Pesisir Selatan)
Makasih, semoga bermanfaat!
Diftong "uo" dalam bahasa Minang bisa ditemui di logat Kampar Riau dan beberapa daerah di Sijunjung
BalasHapusGunuong
Lubuok
Duduok
Kampuong
Juga di logat Rokan Riau
Kubuo
Dapuo
Tiduo