PRAGMATIK
BAB I
PENGERTIAN DAN ASPEK PRAGMATIK SERTA HAKIKAT BAHASA
A. Pengertian Pragmatik
Definisi pragmatik dikemukakan oleh beberapa ahli dengan redaksi yang
berbeda. Thomas (1995: 22), dengan mengandaikan bahwa pemaknaan merupakan
proses dinamis yang melibatkan negosiasi antara pembicara dan pendengar serta
antara konteks ujaran (fisik, sosial, dan linguistik) dan makna potensial yang
mungkin dari sebuah ujaran ujaran, mendefinisikan pragmatik sebagai bidang yang
mengkaji makna dalam interaksi (meaning in interaction). Morris (1960)
mengatakan bahwa pragmatic merupakan disiplin ilmu yang mempelajari pemakaian
tanda, yang secara spesifik dapat diartikan sebagai cara orang menggunakan
tanda bahasa dan cara tanda bahasa itu diinterpretasikan. yang dimaksud orang
menurut definisi tersebut adalah pemakai tanda itu sendiri, yaitu penutur.
Menurut Leech
(1993:8), Pragmatik adalah studi tentang makna dalam hubungannya dengan
situasi-situasi ujar (speech situations)
yang meliputi unsur-unsur penyapa dan yang disapa, konteks, tujuan, tindak
ilokusi, tuturan, waktu, dan tempat.
Yule (1996:3)
menyebutkan empat definisi pragmatik , yaitu:
(1) Bidang yang mengkaji makna
penutur;
(2) Bidang yang mengkaji makna
menurut konteksnya;
(3) Bidang yang melebihi kajian
tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau
terkomunikasikan oleh pembicara; dan
(4) Bidang yang mengkaji bentuk
ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi participant yang terlibat dalam
percakapan tertentu.
Sedangkan Levinson (1987:1) mengatakan bahwa pragmatik adalah ilmu yang
mempelajari hubungan anatara lambang dengan penafsirannya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahawa pragmatik
merupakan cabang ilmu bahasa yang mengkaji segala aspek makna tuturan
berdasarkan maksud penutur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar