Jumat, 02 Mei 2014

Prinsip Kesopanan



Kesopanan atau Kesantunan

Bentuk bentuk ujaran yang digunakan untuk mengekspresikan maksim-maksim kesopanan :
Ujaran komisif : bentuk ujaran yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran.
Ujaran impositif : ujaran yang digunakan untuk menyatakan perintah atau suruhan.
Ujaran eksperesif : ujaran yang digunakan untuk menyatakan sikap psikologis pembicara terhadap suatu keadaan.
Ujaran asertif : ujaran yang biasa digunakan untuk menyatakn kebenaran.
Prinsip kesopanan dalam kajian pragmatik memiliki bberapa maksim, yaitu Maxim kebijaksanaan (tact maxim), maksim kemurahan (generosity maxim), maksim penerimaan (approbation maxim), maksim kerendahan hati (modesty maxim), maksim kecocokan (agreement maxxim), dan maksim kesimpatian (symphaty maxim). Prinsip kesopanan ini sangat erat kaitannya dengan dua jenis percakapan seperti, percakapan diri sendiri(self) “penutur”  dan oang lain(other) ”lawan tutur dan orang ketiga yang dibicarakan penutur dan lawan tutur.
·         Maksim Kebijaksanaan
Maksim ini diungkapkan dengan tuturan impositif dan komisif.Setiap peserta pertuturan untuk meminimalkan kerugian orang lain.

Jawab telepon itu!                                                      
Bisa kamu jawab telepon itu!
Datang kerumah saya!
Datanglah kerumah saya!
Silahkan anda datang kerumah saya!
Pergi sekarang ke pasar!
Buatkan tugas saya!
(Ini termasuk ujaran yang tidak sopan)

Apakah kamu tidak keberatan untuk menjawab telepon itu?              
Kalau tidak keberatan, sudilah anda datang kerumah saya.
Jika kamu tidak sibuk, apakah saya bisa minta tolong untuk menemani ke pasar?
(Ini bentuk ujaran yang sopan).

Semakin panjang tuturan seseorang maka semakin besar pula keinginan orang itu bersikap sopan kepada lawan bicaranya.Demikian juga dengan tuturan yang diutarakan secara tidak lansung biasanya lebih sopan dibandingkan tuturan yang diutarakan secara lansung.Memerintah dengan kalimat berita atau kalimat tanya dipandang lebih sopan dibandingkan dengan kalimat perintah.
Jika dalam berbicara penutur berusaha memaksimalkan keuntungan orang lain, maka lawan bicara wajib pula memaksimalkan kerugian pada dirinya.Ini biasa disebut dengan paradoks pragmatik.
Contoh :          +          mari saya bawakan tas anda.
-                Jangan, tidak usah.
+          mari saya bawakan tas anda.
-                Ini, begitu dong jadi teman.

·         Maksim Penerimaan
Diutarakan dengan kalimat komisif dan impositif.Setiap peserta tindak tutur harus memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri, dan meminimalkan keuntungan diri sendiri.
Contoh :
-          Anda harus meminjami saya mobil.(tidak sopan)

-          Saya akan meminjami anda mobil.(sopan)

-          Saya akan datang kerumahmu untuk belajar.(tidak sopan)

-          Saya akan mengundangmu ke rumah untuk belajar.(sopan)


·         Maksim kemurahan
Maksim ini dikatakan maksim kerendahan hati.Diutarakan dengan kalimat ekspresif dan kalimat asertif.Dalam penggunaan kalimat ekspresif dan asertif jelas bahwa tidak hanya dalam menyuruh dan menawarkan sesuatu seseorang harus berlaku sopan, tetapi dalam mengungkapkan perasaan, dan menyatakan pendapat ia tetap diwajibkan berperilaku sopan.Maksim ini menuntut memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain, dan meminimalkan rasa tidak hormat.
Contoh :
 +         permainanmu sangat bagus
-                Tidak saya kira biasa-biasa saja
+          permainan anda sangat bagus
-               Jelas, siapa dulu yang main.

·         Maksim kerendahan hati
Maksim ini diutarakan dengan kalimat ekspresif dan asertif yang berpusat pada diri sendiri.maksim ini menuntut untuk tidak memaksimalkan ketidakhormatan diri dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri.
Contoh:
                        +          Betapa pandainya orang itu.
-                 Betul, dia memang pandai.
+           Kau sangat pandai
-                  Ya, saya memang pandai.


·         Maksim kecocokan
Diungkapkan dengan kalimat ekspresif dan asertif. Maksim ini menggariskan setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan kecocokan di antara mereka, dan meminimalkan ketidakcocokan diantara mereka.
Contoh:
                        +             Bahasa Inggris sukar, ya?
-                    Ya
+          Bahasa Inggris sukar ya?
-                 (siapa bilang), mudah (sekali).
Dalam hal ini tidak berarti orang harus selalu menyetujui apa yang dinyatakan oleh lawan tuturnya. Lawan tuturnya dapat membuat pernyataan yang mengandung ketidaksetujuan atau ketidakcocokan.

·         Maksim kesimpatian
Maksim ini mengharuskan setiap peserta tuturnya untuk memaksimalkan rasa antipati kepada lawan tuturnya.
Contoh:
                        +            Aku lolos di UMPTN,Jon.
                        _            Selamat, ya!
                        +            Bibi baru-baru ini sudah tidak ada.
                        _          oh, aku turut berduka cita.
Dari uraian diatas bahwa maksim kebijaksanaan, penerimaan, kemurahan, dan kerendah hati adalah maksim yang berskala dua kutub karena berhubungan dengan keuntungan atau kerugian diri sendiri dan orang lain. Sementara, maksim kecocokan dan maksim kesimpatian adalah maksim yang berskala satu kutub karena berhubungan dengan penilaian buruk baik penutur terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain.








Referensi:
Putu Wijana, Dewa. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta:ANDI OFFSET.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar