PRESUPOSISI
Presuposisi
(praanggapan) merupakan suatu pengalaman manusia sehari-hari sehingga
praanggapan juga gejala yang mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Namun,
sering kali kita tidak sadar akan hal itu. Istilah presuposisi berasal dari bahasa
inggris yaitu presuppossition yang berarti perkiraan, persangkaan, atau
praanggapan.
Beberapa
definisi mengenai presuposisi ( praanggapan ) di antaranya ialah :
Levinson
(dalam Nababan, 1987:48) memberikan konsep praanggapan yang disejajarkan maknanya
dengan preposition sebagai suatu macam atau pengetahuan latar belakang yang
membuat suatu tindakan, teori, ungkapan, mempunyai makna.
Nababan
(1987:46) memberikan pengertian bahwa praanggapan sebagai dasar atau
penyimpulan dasar mengenai konteks dan situasi berbahasa (menggunakan bahasa)
yang membuat bentuk bahasa (kalimat atau ungkapan) mempunyai makna bagi
pendengar atau penerima bahasa itu dan sebaliknya, membantu pembicara
menentukan bentuk-bentuk bahasa yang dapat dipakainya untuk mengungkapkan makna
atau pesan yang dimaksud. Jadi, praanggapan adalah kesimpulan atau asumsi awal
penutur sebelum melakukan tuturan bahwa apa yang disampaikannya dapat dipahami
oleh mitra tuturnya.
Istilah
ini digunakan karena sebuah kalimat ternyata dapat mempresuposisikan dan
mengimpilkasikan kalimat yang lain. Sebuah kalimat mempresuposisikan kalimat
yang lain jika ketidakbenaran kalimat yang kedua (yang dipresuposisikan)
mengakibatkan kalimat yang pertama (yang mempresuposisikan ) tidak dapat
dikatakan benar atau salah. Contoh:
(
1 ) Novel Laskar Pelangi sangat memikat pembacanya.
(
2 ) Istri dokter itu sangat cantik.
Kalimat
(1) mempresuposisikan bahwa ada buku yang berjudul Laskar pelangi . jika memang ada buku yang berjudul seperti itu
maka kalimat (1) dapat dinilai benar dan salahnya. Akan tetapi, bila tidak ada
buku yang berjudul Laskar Pelangi kalimat (1) tidak dapat dinilai benar atau
salahnya. Sementara itu, kalimat (2)
mempresuposisikan dokter itu
mempunyai istri. Bila memang dokter yang dimaksudkan mempunyai istri, kalimat
(2) dapat dinilai benar dan salahnya. Akan tetapi, apabila sebaliknya terjadi
kenyataan, kalimat (2) tidak dapat ditentukan kebenarannya. Grice (1975) dalam
artikelnya yang berjudul Logic and
Conversation mengemukakan bahwa sebuah tuturan dapat mengimplikasikan
proposisi yang bukan merupakan bagian dari tuturan bersangkutan. Preposisi yang
diimplikasikan disebut dengan implikatur.
Ada
6 jenis praanggapan, yaitu:
1. Presuposisi
esistensial
Praanggapan
yang menunjukkan eksistensi/ jati diri yang referen yang diunggkapkan dengan
kata yang definit. Contoh:
-
Orang itu berjalan.
Ada orang yang berjalan
2. Presuposisi
faktif
Praanggapan
dimana informasi yang dipraanggapkan mengikuti kata kerja dapat dianggap sebagai
suatu kenyataan. Contoh:
-
Dia tidak menyaari bahwa ia terluka.
Dia terluka.
-
Kami menyesal datang kerumahnya.
Kami datang kerumahnya.
3. Presuposisi
leksikal
Bentuk
praanggapan makna yang dinyatakan secara konvensional ditafsirkan dengan
praanggapan bahwa suatu makna lain (yang tidak dinyatakan) dipahami. Contoh:
-
Dia berhenti merokok.
Dulu dia biasa merokok.
-
Mereka mulai mengeluh.
Sebelumnya mereka tidak
mengeluh.
4. Presuposisi
non-faktif
Suatu
praanggapan yang diasumsikan sebagai tidak benar.
Contoh:
-
Saya membayangkan bahwa saya berada di
Korea.
Saya tidak berada di
Korea.
-
Saya membayangkan duduk di pelaminan.
Saya tidak duduk di
pelaminan.
5. Presuposisi
struktural
Mengacu
pada struktur kalimat-kalimat tertentu telah dianalisis sebagai praanggapan
secara tetap dan konvensional bahwa bagian struktur itu sudah diasumsikan
kebenarannya. Hal ini tampak dalam kalimat Tanya, secara konvensional
diinterpretasikan dengan kata Tanya ( kapan dan dimana ) sesudah diketahui
sebagai masalah. Contoh:
-
Dimana anda membeli sepeda itu?
Anda membeli sepeda.
-
Kapan dia datang?
Dia datang.
6. Presuposisi
konterfaktual
Presuposisi
(praanggapan) konterfaktual berarti bahwa yang dipraanggapkan tidak hanya tidak
benar, tetapi juga merupakan kebalikan (lawan) dari benar atau bertolak
belakang dengan kenyataan. Contoh: seandainya.
Daftar
Pustaka
Putu
Wijana, Dewa. 2011. Analisis wacana Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka.
http://www.yanris.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar